Sunday, 24 January 2016

Agung Budi Santoso, SH, MM (ABS) Memberikan Bantuan Makanan untuk Para Anak Balita



Dalam rangka menyambut Hari Gizi dan Makanan, pada hari Minggu, 24 Januari 2016, Pak ABS memberikan bantuan makanan untuk para anak balita di RW 06, Kelurahan Kaca Piring, Kota Bandung
 
Pada kata sambutan yang disampaikan pak ABS, bahwa gizi merupakan sebuah asupan atau nutrisi yang sangat di perlukan oleh tubuh guna memperbaiki pertumbuhan dan kelangsungan hidup manusia serta sebagai sumber energi yang kita miliki untuk melakukan segala aktifitas.

Permasalahan gizi sendiri menurut ABS merupakan sebuah masalah yang sangat mendasar bagi dunia kesehatan, karena dampak yang terjadi dari kekurangan gizi adalah pertumbuhan dan perkembangan, khususnya bagi balita. Balita bisa saja menjadi terhambat pertumbuhannya dan bahkan juga bisa menyebabkan kematian jika dibiarkan dan tidak ditindaklanjuti. Tentu hal yang demikian dapat mempengaruhi generasi muda yang notabene merupakan aset bangsa.

Negara kita ini ABS menggambarkan merupakan Negara yang masih berkembang dan masih termasuk Negara yang tertinggal untuk masalah kesehatan dan gizi. Indonesia masih harus berjuang dalam memerangi berbagai penyakit dan kekurangan gizi, hal itu menjadi masalah yang sangat penting diselesaikan oleh Negara kita ini. Banyak kita lihat balita-balita yang mengalami gizi buruk yang membuat tubuh mereka nampak seperti tulang yang tak terlihat dagingnya. Pastilah sangat ironis melihat masyarakat yang hidup dengan menderita gizi buruk seperti itu apalagi harus dialami oleh para balita. Tentu sebagai masyarakat kita harus memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap sesama dalam menangani masalah kesehatan dan gizi mereka.

ABS menambahkan sebagai informasi, penderita gizi buruk paling banyak berada di kawasan Indonesia Timur khususnya di NTT dan NTB.  Kasus gizi buruk terjadi di hampir semua kabupaten di NTT. Kasus gizi buruk sebetulnya selalu terjadi setiap tahun di NTT. Tahun 2014, misalnya, tercatat 2.100 anak penderita gizi buruk dan 15 anak di antaranya meninggal, serta tercatat 3.121 anak balita mengalami kurang gizi. Hal ini menjadi catatan bagi kita, jangan sampai hal tersebut terjadi di wilayah kita.

Negara Indonesia lanjut ABS merupakan Negara yang memiliki banyak sumber daya manusia yang besar dibandingkan dengan Negara lain. Walaupun memiliki sumber daya manusia yang melimpah namun kita belum bisa mengolah sumber daya manusianya dengan baik, sehingga menjadi Negara yang kurang kompeten dalam masalah gizi. Dan kita juga masih banyak mengimpor bahan-bahan makanan dari Negara lain. Kita seringkali tidak menggunakan sumber daya di dalam negeri sendiri. Jika saja Negara kita mengoptimalkan peningkatan gizi ini maka niscaya gizi buruk ataupun penyakit-penyakit lainnya yang menyelimuti masyarakat indonesia akan berkurang.


ABS menambahkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan gizi buruk diantaranya adalah permasalahan ekonomi, lingkungan yang tidak sehat dan rendahnya pemahaman ibu. Salah satunya upaya untuk meningkatkan gizi masyarakat adalah masyarakat harus mengkonsumsi makanan yang bernutrisi dan memperhatikan pola makanan serta lingkungan yang sehat agar generasi bangsa kita akan hidup dengan baik, selain itu juga memberi pemahaman tentang gizi kepada orang tua.

Hari ini kita melakukan tindakan nyata untuk memotivasi warga untuk mensosialisikan pentingnya peningkatan gizi dan makanan. Dengan peringatan ini marilah kita sebagai masyarakat Indonesia dan segenap jajaran pemerintah yang bertanggung jawab terhadap gizi dan makanan, saling bekerja sama untuk membangun kesejahteraan rakyat, dengan mengelola sumber daya alam dan manusia dengan baik, sehingga terhindar dari penyakit gizi buruk tutup ABS dalam sambutannya.


No comments:

Post a Comment