Thursday, 17 September 2015
Demokrat Minta Jokowi Tak Bermental Pedagang
Anggota Komisi V DPR RI, Agung Budi Santoso, menyayangkan tindakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Seharusnya, Presiden mampu menunda kenaikkan mengingat saat ini rakyat tengah menderita akibat melonjaknya harga sembako.
"Saya kira sebaiknya jangan naik dulu. Ini kan sedang sulit. Apalagi saya waktu reses kemarin dikeluhkan harga beras naik, gas, sembako langka. Itu dululah dibenahi," ujarnya dalam acara press gathering DPR di Bogor, Jawa Barat, Minggu (29/3/2015).
Politikus Partai Demokrat ini menegaskan, kalau akibat harga BBM turun naik seperti ini tentunya akan memberatkan rakyat karena berbagai kebutuhan pokok terkena imbasnya, termasuk tarif angkutan umum.
"Kalau ini tiap bulan berubah jadi berat juga, pengusaha juga berat, kalau BBM naik lalu turun mungkin ada keuntungan. Tapi kalau turun terus naik, dianggarkan ongkos murah terus naik, itu rugi, bahan-bahan naik kan repot. Jangan terlalu sering lah," tegasnya.
Agung mengingatkan walau Presiden Jokowi memiliki latar belakang pengusaha furniture, sebaiknya tidak berorientasi terhadap keuntungan dalam menentukan harga BBM. Tetapi lebih berorientasi terhadap kesejahteraan rakyat.
"Ya harus berubahlah dari pedagang, jadi Presiden. Seorang negarawan orientasinya bukan keuntungan, tapi bagaimana mensejahterakan rakyat," ujarnya.
Kendati demikian, Agung menepis kalau Presiden Jokowi tak memiliki empati terhadap rakyat Indonesia. Pasalnya, ia meyakini kalau Presiden asal PDI Perjuangan itu memiliki empati untuk menuntaskan persoalan ini dengan caranya sendiri. Begitu juga dengan para pembantunya di Kabinet Kerja diharapkan mampu memberikan solusi terbaik dalam menjaga stabilitas perekonomian bangsa.
"Saya yakin Jokowi punya rasa empati yang cukup tinggi kepada rakyat. Beliau banyak mendengar dari kabinet bagaimana cara lebih baik. Kita doakan jadi lebih baik," pungkasnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment